KONTEKSTUALISASI KONSEP KEPEMIMPINAN KHARISMATIK DALAM ISLAM
Abstract
Manusia diciptakan Allah Swt mempunyai tujuan, salah satu tujuan penciptaan manusia adalah menjadi pemimpin dimuka bumi atau yang disebut dalam bahasa al-Qurannya (khalifah fil ard). Dalam rangka mengemban amanah yang diberikan Allah Swt tersebut maka manusia dalam menjalankan roda kepemimpinannya harus mempunyai tipe atau corak masing-masing dalam kepemimpinannya. Berbagai warna dan corak pemikiran manusia dalam satu kelompok sekala besar ataupun kecil kemudian dijadikan satu haluan dengan mengkombinasikan hasil pemikiran bersama tesebut sehingga bisa menghasilkan suatu tujuan bersama dan mencapai tujuan tersebut, itulah kepemimpinan yang bijak dengan konsep mengayomi dan berlandaskan musyawarah mufakat. Kepemimpinan karismatik adalah tentang bagaimana seorang pemimpin melakukan kegiatan komunikasi dengan cara membangkitkan rasa empati dan juga menampilkan emosi yang sangat kuat pada mereka yang ada disekitarnya. Berdasarkan beberapa pengertian kepemimpinan, tujuan dari kepemimpinan karismatik adalah untuk membuat perubahan yang positif di dalam kehidupan pemimpin tersebut. Pemimpin yang karismatik seringkali dianggap sebagai seorang orator yang sangat ahli dalam menyampaikan visinya. Kenapa? Karena seorang pemimpin yang karismatik sangat mengandalkan gaya berbahasanya yang sangat fasih, daya tariknya yang menawan, dan mampu merayu demi bisa mencapai tujuannya. Tapi, gaya kepemimpinan karismatik ini tidak hanya mengandalkan impiannya pada seluruh skill tersebut. Para pemimpin yang berkarisma juga sangat mengerti tentang pentingnya menjadi panutan yang baik agar bisa memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Untuk itu, mereka seringkali terjun langsung ke lapangan di barisan paling depan agar bisa mempromosikan visinya tersebut. Para pemimpin yang karismatik juga cenderung lebih fokus pada usahanya agar bisa mempererat ikatan sosial. Oleh karena itu, seringkali seorang pemimpin rela berkorban bersama dengan para pasukannya. Para pemimpin karismatik mempunyai peran yang sangat besar dalam membuat perubahan sosial. Di dalam dunia kerja, tujuan penerapan kepemimpinan karismatik adalah untuk memotivasi setiap karyawan agar bisa bekerja lebih produktif dan memiliki hidup yang sejahtera.
References
Arifin, Zaenal. “Perilaku Kepemimpinan Tradisional Pesantren.” Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman 24, No. 2 (2013). Https://Doi.Org/10.33367/Tribakti.V24i2.176.
Fahham, Achmad Muchaddam. “Pendidikan Karakter Di Pesantren.” Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial 4, No. 1 (June 30, 2013): 29–45. Https://Doi.Org/10.46807/Aspirasi.V4i1.476.
Gunawan, I. 2018. Kepemimpinan Pendidikan: Suatu Pengantar. Malang: Universitas Negeri Malang.
Idawati. 2013. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru. Pemberdaya dan Pemerhati Masyarakat Miskin Jurnal Eklektika, 1(2). (Online). (http://ojs.unm.ac.id/Eklektika/article/download/5654/3291), diakses 2 Mei 2019.
Kholis, Nur. “Kepemimpinan Organisasi Dalam Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur: Ditinjau Dengan Teori Kepemimpinan Karismatik Max Weber.” Undergraduate, Uin Sunan Ampel Surabaya, 2020. Https://Digilib.Uinsby.Ac.Id/43925/.
Kreitner, R., dan Kinicki, A. 2005. Perilaku Organisasi: Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat.
Marginingsih, Ria. “Kepemimpinan Karismatik Sebagai Employer Branding.” Jurnal Bisnis Darmajaya 2, No. 2 (2016): 32–51. Https://Doi.Org/10.30873/Jbd.V2i2.706.
Marginingsih, R. 2016. Kepemimpinan Karismatik Sebagai Employer Branding. Jurnal Bisnis Darmajaya, 2(2). (Online). https://jurnal.darmajaya.ac.id/index.php/JurnalBisnis/article/view/706/456, diakses 2 Mei 2019.
Muhdyanto, Faqih. “Analisis Teori Otoritas Max Weber Dalam Kepemimpinan Dukun Adat Di Masyarakat Suku Tengger (Studi Kasus Tentang Kepemimpinan Lokal Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur).” Sosialitas; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8, No. 1 (September 18, 2019). Https://Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id/Index.Php/Sosant/Article/View/12715.
Muslim, Moh, And Sururin Sururin. “Total Quality Management (Tqm) Di Perguruan Tinggi.” Esensi: Jurnal Manajemen Bisnis 21, No. 2 (September 10, 2018): 119–30. Https://Doi.Org/10.55886/Esensi.V21i2.11.
Nawawi, H., dan Hadari, M. 2012. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permatasari, Mayana Ratih, And Subaidi. “Kepemimpinan Masyarakat Jawa (Analisis Pemikiran Max Weber: Masyarakat Abangan, Santri, Priyayi Di Surakarta, Indonesia) (Javanese Community Leadership (Max Weber’s Thought Analysis: Communities Of Abangan Santri, Priyayi In Surakarta, Indonesia)).” Global Journal Of Educational Research And Management 1, No. 4 (December 30, 2021): 232–45.
Paulsen, N., & Callan, V. J. 2009. Charismatic leadership, Change and Innovation in an R&D Organization. Journal of Organizational Change Management, (Online), (https://www.researchgate.net/publication/43513367charismaticleadershipchangean dinnovationinanrdorganization), diakses 2 Mei 2019.
Pranoto, Minggus M. “Sisi Gelap Kepemimpinan Pentakostal-Karismatik.” Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual Dan Filsafat Keilahian 5, No. 2 (October 27, 2020): 175–86. Https://Doi.Org/10.21460/Gema.2020.52.583.
Rizkianto, Anggit. “Kepemimpinan Karismatik H.O.S. Tjokroaminoto Di Sarekat Islam.” Inteleksia - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah 2, No. 1 (August 21, 2020): 55–80. Https://Doi.Org/10.55372/Inteleksiajpid.V2i1.71.
Sashkin, M., dan Sashkin, M. 2011. Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Schluchter, Wolfgang. Paradoxes Of Modernity: Culture And Conduct In The Theory Of Max Weber. Stanford University Press, 1996.
Sparks. 2014. Charismatic Leadership: Findings of an Exploratory Investigation of the Techniques of Influence. Journal of Behavioral Studies in Business, 7. (http://www.aabri.com/manuscripts/141964.pdf), diakses 2 Mei 2019.
Winarno. 2011. Pengembangan Sikap Entrepreneurship & Intrapreneurship: Korelasinya dengan Budaya Perusahaan, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Berprestasi di Perusahaan. Jakarta: PT Indeks